Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan verifikasi faktual data pemilih atau pencocokan dan penelitian dalam pelaksanaan pemilihan umum (coklit pemilu) sangat diperlukan dalam mewujudkan pemilu yang demokratis.
Hal itu disampaikan Hasto saat menerima Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) Kota Bekasi di kediamannya, Villa Taman Kartini, Bekasi, Jawa Barat, Selasa.
Awalnya, Anggota KPU Provinsi Jawa Barat yang merupakan ketua divisi data dan informasi, Ahmad Nur Hidayat hadir bersama anggota KPUD Kota Bekasi Afif Fauzi, perwakilan Bawaslu Kota Bekasi, petugas Pantarlih M. Parouk Ridwan serta Ketua RW Guntur Kiama Putra, dan Ketua RT Alfian dipersilahkan Hasto dan istri untuk memasuki rumahnya.
Ahmad Nur Hidayat pun menjelaskan maksud kedatangan rombongan tersebut ke kediaman Hasto.
"Kami bersama Pantarlih dan KPU akan melakukan coklit, pak. Tujuannya untuk memastikan kesesuaian data pemilih yang DP4 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan fakta empiris di lapangan. Kalau sesuai kami akan mencatatnya juga sesuai pak. Tujuan utamanya kami melindungi hak pilih," kata Ahmad dalam keterangannya di Jakarta.
Sementara itu, Hasto menceritakan Ketua RW-nya yang bernama Guntur yang menginformasikan akan ada pencocokan untuk data pemilih.
"Ya sudah, monggo kapan? Kebetulan saat ini saya baru lembur-lembur. Maka mohon maaf pagi-pagi, karena Kamis tanggal 4 Juli nanti saya akan ujian seminar hasil doktoral saya yang kedua. Penguji-nya sangat kritis soalnya. Maka saya review terus," ucapnya sambil tertawa.
Lalu, dia mengatakan bahwa kegiatan coklit ini merupakan hal baik juga mendapat perhatian dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Sekjen PDIP apresiasi KPU laksanakan coklit Pilkada 2024
Baca juga: Bawaslu RI sebut belum ada kendala dalam pengawasan tahapan coklit
Baca juga: Pakar: KPU perlu memerhatikan keakuratan data selama masa coklit
"Jadi, ini satu hal yang baik. Dari Ibu Mega kan selaku mengirimkan pesan kepada kami seluruh kader PDIP untuk mendukung seluruh tahapan pemilu, khususnya yang berkaitan dengan data pemilih. Karena apa pun hak konstitusional warga untuk memilih itu dijamin Konstitusi," ungkap pria asal Yogyakarta itu.
Dia pun sempat mengulas soal kisruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang terjadi pada Pemilu 2009.
"Saya inisiator hak angket ketika menjadi anggota DPR, terkait dengan persiapan DPT. Karena ini bukan masalah teknis, DPT bukan masalah teknis tapi ini ideologis. Tiap warga negara punya hak pilihnya itu harus dijamin oleh konstitusi. Agar bisa menggunakan haknya dalam memilih. Maka kami berjuang habis habisan," jelas Hasto.
Dialog terkait pencocokan dan penelitian itu dilakukan sekitar 30 menit. Setelah Pantarlih memberikan tanda bukti terdaftar kepada pemilih kepada Hasto.
Selanjutnya, petugas menempelkan stiker di depan rumah Hasto. Sambil tersenyum, Hasto mengajak Pantarlih untuk bersalaman.
Hasto dan seluruh keluarga didampingi Ketua RW dan Ketua RT setempat mempersilakan semua yang hadir untuk sarapan pagi dengan menu soto ayam dan diakhiri dengan foto bersama.
Usai pertemuan, kepada pers yang hadir, Hasto mengatakan coklit ini sangat diperlukan dalam mewujudkan pemilu yang demokratis.
"Dengan pendataan pemilih secara langsung merupakan jalan untuk melindungi hak konstitusional warga negara yang memenuhi syarat merupakan hal yang sangat baik. Kami beri dukungan sepenuhnya mengapresiasi seluruh kerja KPU dan Bawaslu," pungkas dia.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024